hendak membukanya agar bisa menikmati suasana pagi yang indah ini.
terhirup udara pagi yang segar,
dan memandangi langit yang masih agak kelihatan gelap.
mentari pun belum juga muncul,
aku mendengar kicauan burung yang begitu indah,
walau tak seramai kicauan burung di kampung.
apa bedanya?
mataku terhalang oleh bangunan yang tinggi yang ada di hadapanku,
aku tak bisa membuat pandanganku berkeliaran.
di kampung?,
mata ini bisa berjalan, memandangi rindangnya pepohonan dan suasana langit yang begitu indah.
itulah sebabnya, brurung-burung berlari meninggalkan kediamannya.
kediamannya hancur digilas.
lalu kemana mereka?
mereka terbang sangat jauh,
hingga menemukan tempat untuk hinggap dan bersarang.
di sini tak ada tempat untuk mereka,
manusia cukup "nakal" untuk merusak kediamannya.
mungkin karena manusia tak suka dengan alam,
atau karena manusia hanya suka dengan bangunan tinggi itu yang membuat mataku memerah dan perih memandangi persegi panjang yang berdiri kokoh.
untungnya aku punya satu pohon rindang.
hingga aku masih bisa merasakan segarnya udara pagi.
19 april 2013
kediaman kecilku