Kita mengenal manusia, juga wanita, dengan melihat dunianya yang khas typis, dengan segala isi tingkah Iakunya. Dunia wanita mempunyai skema dasar dan struktur dasar tertentu dari tingkah laku wanita. Dunia wanita itu khas menampilkan diri sebagai dunia “yang memelihara”.
Sumber utama dunia “yang rnemelihara” dari kaum wanita itu berpangkal dari pada kehadiran seorang bayi. Dengan penghayatan pada kelahiran bayi, seorang wanita atau gadis kemudian mengembangkan dinamika adaptif pada situasi baru, untuk menyesuaikan diri yaitu mengembangkan pola-pola tipis kewanitaan dan khas keibuannya. Perbedaan secara anatomis dan fisiologi menyebabkan perbedaan pula pada pola tingkah laku wanita dan struktur aktivitasnya. Karena perbedaan itu timbul juga perbedaan isi dari dalam kemampuan selektifitas terhadap kegiatan yang intensional. Yang bertujuan dan terarah, sesuai dengan kodrat wanita.
Perbedaan fisiologis yang alami sejak lahir, pada umumnya kemudian diperkuat oleh struktur kebudayaan yang ada . Khususnya oleh adat istiadat dan pengaruh pendidikan. Pengaruh cultural dan pedagogis itu diarahkan pada perkembangan pribadi wanita itu menurut satu pola hidup tertentu dan satu ide tertentu. Perkembangan tadi sebagian disesuaikan dengan bakat dan kemampuan wanita.
Eksistensi wanita mencakup cara keberadaan jasmani dan rohaninya, termasuk cara wanita menghayati dan menyadari hakekat dirinya dan makna pribadinya, yaitu antara lain memahami relasi dirinya dengan dunia sekitar dengan segala isinya dan sesama manusia. Singkatnya, cara menghayati keadaan dirinya didunia dengan segala aspeknya.
Selaku manusia, wanita juga merupakan suatu substansi atau kemandirian. Maka, setiap substansi yang hidup tidak hanya otomatis saja hadir di dunia, akan tetapi dia harus memperjuangkan adanya dirinya, dan membangun realitas hidupnya untuk dapat mengembangkan pribadinya. Keadaan dirinya atau hidupnya itu bukan hanya merupakan satu pemberian saja, akan tetapi lebih merupakan satu proyek yang harus dilaksanakan sendiri dan diselesaikan sendiri. Eksistensi ini harus selalu diperjuangkan atas tanggung jawab sendiri, dengan semua potensi yang ada sebagai bekal wanita menuju pada kepribadian yang otentik. Sebagai pribadi yang mandiri, wanita adalah pengada dan pembentuk.
Maka, pembentukan diri bagi wanita yang paIing subur dan paling kaya adalah dengan jalan mau membuka diri sendiri bagi yang lain, dan berusaha untuk membahagiakan orang lain. Sebagai tujuan final hidupnya ialah: tidak mementingkan din sendini, da, ikut mementingkan kebahagiaan orang lain terutama kebahagiaan anak.-anaknya dan suaminya. Dengan demikian perkembangan kepribadiaanya menjadi semakin matang.
Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa salah satu hal yang sangat berpengaruh pada psikologis wanita adalah Emosi. Salah satu wujud dan manifestasi emosi pada wanita adalah Strees.
Stress merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal. Sedangkan stressor adalah kejadian, situasi seseorang atau suatu obyek yang dilihat sebagai unsur yang rnenimbulkan stress dan menyebabkan reaksi stres sebagai hasilnya. Stressor sangat bervariasi bentuk da macamnya, mulai dan sumber-surnber psikososial dan perilaku seperti frustrasi, cemas dan kelebihan sumber-sumber bioekologi dan fisik seperti bising, polusi, temperatur dan gizi.
Orang-orang modern dihadapkan pada paradoksikal dari stress tersebut, dimana di satu pihak stress merupakan bagian penting dari hidup kita untuk memberikan semangat untuk bekerja dan hidup, dan berkembang. Sebaliknya, stress juga merupakan akar dari sekian banyak problem-problem sosiologikal, medis dan ekonomi. Stress diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak penyakit. Salah satunya adalah menyebabkan gangguan pada menstruasi. Kebanyakan wanita mengalami sejumlah perubahan dalam pola menstruasi selama masa reproduksi. Tetapi, hubungan antara stress dan pola menstruasi ini sangatlah kompleks dan pemahaman kita mengenai hubungan ini masih sangat terbatas. Dalam pengaruhnya terhadap pola menstruasi, stress melibatkan sistem neuroendokrinologi sebagai system yang besar peranannya dalam reproduksi wanita.
Dr.Hans Seyle, seorang ilmuwan yang terkenal dan pelopor dalam bidang penelitian mengenai stress, merancang suatu konsep mengenai reaksi tubuh terhadap stress yang disebut dengan respon adaptasi umum terhadap stress. Konsep ini menggambarkan respon tubuh terhadap stress menjadi tiga tahapan dasar yaitu tanggapan terhadap bahaya (alarm reaction), tanggapan fisik atau tahap perlawanan (stage of resistance) dan tahap kelelahan (stage of exhaustion). Ketiga tahapan ini tidak selalu terjadi pada setiap manusia yang mengalami stress karena tergantung pada daya tahan mental setiap individu.
studi epidemiologi baru-baru ini yang mengamati gangguan yang berhubungan dengan stress menemukan bahwa masalah ini menjadi dilema bagi para dokter. lebih dari semua profesi lain, tenaga medis memiliki konsekuensi untuk mengalami peningkatan ketegangan dan tekanan dalam populasi umumnya. Lebih kurang 50 — 75% semua kunjungan ke dokter secara langsung akan tak langsung berhubungan dengan stress. Meskipun pengobatan konvensional memainkan peranan penting dalam penatalaksanaan kelainan yang berhubungan dengan stress, tidak selalu sesuai dengan situasi saat itu sebagai tambahan memerlukan pendekatan edukasional dan preventif.
Dengan kewajiban terhadap koreksi patologi dan kurangnya penekanan pada tehnik pencegahan pengobatan konvensional memainkan peranan paliatif. Lebih jauh lagi, memerlukan waktu untuk mendiagnosis rnasalah-masalah gangguan yang berhubungan dengan stress dan tambahan waktu untuk mengatasi masalah ini dengan konseling. Para dokter tampaknya telah kelebihan pekerjaan dan kekurangan waktu untuk rnasalah ini. Apabila terapi obat dan nasehat-nasehat medis digabungkan dengan sistem suportif lainnya, kita bukan hanya akan menyingkirkan gejala dengan segera tetapi akan melangkah lebih jauh untuk mengatasi stres yang rnendasarinya. Dalam masalah ini, dukungan terhadap individu itu sendiri juga merupakan hal yang penting. Sesungguhnya, ada beberapa kondisi medis dimana tanggungjawab pencegahan dan pengobatan adalah sangat tergantung pada individu tersebut.
Pengetahuan merupakan hal mendasar untuk mengefektilkan penanganan stress pada individu. Dengan bantuan dan dukungan pada sisi pencegahan dan edukasional, usaha dan kerja yang dilakukan dokter untuk menahan kondisi-kondisi yang berhubungan dengan stress akan lebih efektif dan dihargai.
Orang yang berada dalam keadaan stress menemukan kesulitan untuk relax dan seharusnya di pikirkan untuk dilakukan latihan relaksasi khusus. Latihan relaksasi merupakan aspek paling penting dalam menangani seseorang dengan stress. Ada banyak cara relaksasi seperti membaca, menyanyi, mendengarkan music atau hanya beristirahat saja. Bagi orang yang merasa tidak diperhatikan sebaiknya diberi semangat untuk melakukan beberapa pekerjaan yang berguna, meskipun terbatas. Mereka juga sebaiknya berbicara dengan orang yang lebih percaya diri dan optimis dalam lingkungannya. Cara-cara ini merupakan cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stress. Secara umum orang yang mengalami stress memerlukan dukungan untuk mengubah perilaku mereka dengan tujuan untuk:
• Mengembalikan pola tidur yang normal di malam hari, dan mengusahakan aktivitas yang berguna dan menyenangkan setiap hari
• Menemukan cara yang positif untuk mengatasi stress
• Menghentikan hal yang tidak menyenangkan
Secara garis besar solusi dalam menghadapi stress dapat dilakukan dengan beberapa pilihan sebagai berikut:
- Diagnosis personal dari stress
- Pengetahuan tentang stress
- Berpikir positif dan sikap yang positif
- Manajemen perencanaan, organisasi dan waktu
- Aktivitas fisik dan nutrisi
- Program relaksasi
- Aktivitas otak kiri dan kanan yang seimbang
- Toleransi/fleksibilitas/adaptaabilitas
- Enthusiasm
- Rasa humor
- Kebijaksanaan
- Siraman rohani.
dikutip dari blog sebelah ^^