Minggu, 25 November 2012

Keluhan lautan hati


Sabtu pagi kau telah meneteskan air mata ini.
Kuyakin kau pasti merasa hilang dari bebanmu,
Kududuk di teras rumah sebagai buah tangan dari rasa sakit ini.
Hadiah yang telah kusiapkan telah kau balas dengan air mata.
Berikan matahari yang berpijar itu.
Agar kubisa tersenyum dalam alunan lagu penyesalan.
Di belai mesra oleh hembusan angin di bawah pohon.
Padang yang luas telah habis kupandangi,
Sampai saat tanah ini menjadi saksi, yang telah tersentuh oleh langkah nyanyian hati.
Di depan gubuk, tempat bermain mengisi cerahnya hari yang tak pernah letih untuk menemani.
Sampai saat tanah ini tetap menjadi saksi,
Sampai saat ini tersentuh oleh serakahnya ego.
Lonceng memenuhi kekosongan langit dengan denting panggilan pagi dari dalam gua, talu genta menggema seolah-olah alam ikut bersama (KG)
Bersama itu pula kuberanjak dari cahaya redup yang tak ingin kusinggahi lagi.
Bersama itu pula kuterbangkan serangkaian kisah yang tak ingin kujadikan sebagai hiasan hati.



Sabtu, 24 november 2012. 16:00 wita.
Cahaya yang redup (&)

2 komentar:

  1. Kadang metafora sangat menyanjung jika dibaca oleh orang-orang yang lihai memainkannya, apalagi bagi yang telah bersahabat dengan metafora itu sendiri. Namun, pembaca awam tetap membutuhkan wacana dengan sedikit metafora. Ini cuma saran, tetapi jika ini hanya sebuah catatan blog pribadi yang dibaca sendiri, (semua isinya sungguh menyentuh dan mampu menggerakkan inderaku seolah-olah berada di tempat yang kamu maksud) (y)
    CARA BELAJAR STATISTIKA YANG BAIK DAN BENAR | KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOMPUTER |
    CARA MEMPERBAIKI NILAI ERROR PADA MATA KULIAH | CARA MENCINTAI MATEMATIKA |
    CARA MENGHILANGKAN KETOMBE | CARA UNIK MEMPERLIHATKAN BLOG KEPADA ORANG LAIN |
    11 PERSONAL CONSTRUCT GEORGE KELLY | TEORI KEPRIBADIAN GORDON W. ALLPORT |
    CARA ALAMI HIDUP SEHAT | TELINGA KANAN LEBIH CEPAT MENERIMA INFORMASI
    CARA MENAKLUKKAN TES PSIKOLOGI

    BalasHapus