Selasa pagi,
pagi yang begitu cerah di tengah November ini.
Seiring waktu berlalu, kicau burung tak lagi kudengarkan.
Hingga kuterbangun di pelabuhan pulau kapuk.
Yang memaksa untuk mengikuti kemana arah kicau itu pergi.
Lewat jendela, tersibak angin ringan menyentuh pipi yang
membuyarkan aku dalam lamunan.
Yang mengingatkan pada sebuah rajutan yang tak pernah sempurna.
Hingga rajutan
itu mengepakkan sayap-sayapnya dan terbang menuju lingkaran cakrawala liar.
Bila badai ingin memisahkan benang-benangnya, maka hujan
akan menyatukan pada tempat dimana titik
hujan itu berpijar.
Hingga Kebisuan malam membawakan mazmur
benang untuk mereka.
Kau tau untuk
apa?
Untuk mengemban pesan cinta pada rajutan itu.
Dalam kerinduan, hubungan pengait dan setali benang adalah
sesuatu yang pernah kuketahui dalam hidup.
Bila sepi telah
puna, maka cinta turut terbang.
Seseorang tak akan merasakan betapa berarti sebuah rajutan
ketika bukan dia yang membuatnya.
Inilah ukuran sesuatu yang tidak tampak dan tidak mesti
untuk diperlihatkan.
Tapi, cerita ini tersembunyi di balik cinta.
Tak pernah terbesik untuk membuat penyamaran kisah ini,
Kisah ini kuhadirkan dalam ketelanjangan kalimat demi
kalimat hanya untuk rajutan yang tak pernah sempurna.
09:55 wita., Selasa, 20 november 2012.
Pengait
dan seuntai benang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar