Selasa, 02 Oktober 2012

inilah tanganku, genggamlah dengan keindahan tanganmu.

beranjak dari peraduan nasib.
tak tau menentukan arah kemana.
melihat segelintir kenestapaan yang tak juga meredam.
melihat peraduan yang berharap netralitas.
aku berpikir dengan jujur bahwa lebih baik gagal pada sesuatu yang kamu cintai daripada berhasil pada sesuatu yang kamu benci. ( george F. burns)
tak berharap keinginan ini hadir dalam keadaan yang tak semestinya.
membuat satu atau dua kening mengerut dalam pemahaman yang ambigu ini, menurutnya.
tapi tetap saja bergelut pada retorika yang tak punya tanggungjawab, menurutku.
meredup keinginan untuk menapaki, namun gejolak ini tetap saja ingin merenggut.

kembali kuberadu pada kenestapaan.
terlalu hina dengan kata itu!
seolah tak punya keinginan untuk melawan arus.
layang-layang saja dapat terbang karena menentang angin, bukan untuk mengikuti angin.
tak berpikir sampai serumit ini, tapi mencoba untuk berbuat.
mencoba melihat peradaban kehidupan yang ada dihadapanku.
pohon yang memiliki lingkaran sebesar pelukan orang dewasa berasal dan tumbuh dari benih yang kecil.
bangunan setinggi sepuluh tingkat pun dibangun dari dasar tanah. dan perjalanan seribu kilo meter selalu dimulai dari satu langkah. (laozi)
lalu, masih adakah terbesik untuk tak melanjutkan jalanmu?
berhentilah memberikan tatapan kosong pada jalan itu.
tak peduli apapun yang menerpa.
genggam tanganku, jangan biarkan diri ini terjerat dalam pemikiran yang bertopan.

resiko dan keyakinan itu seharusnya telah tertanam.
tidak ada pertumbuhan inspirasi jika hanya tinggal di dalam suatu tempat yang aman dan nyaman.


tercipta dari kesalahan yang mencoba ingin berhenti untuk melangkah. namun TIDAK!
02 oktober 2012. 20:07 wita.

2 komentar:

  1. metafora yang canggih, saya suka pada bagian "layang-layang saja dapat terbang karena menentang angin, bukan untuk mengikuti angin".
    untuk tulisan macam ini, sangat nikmat untuk orang-orang yang suka membaca gaya kahlil gibran.
    nah, untuk penikmat bacaan yang mudah dicerna, perlu ditambahkan khayalan menggunkan pendengaran dan perabaan agar pembaca seolah-olah hanyut dalam bacaan kita.
    Hanya itu, secara umum tulisan ini adalah santapan lezat untuk wawasan.

    BalasHapus
  2. maksih bang fahrul :)
    okd, sa akan coba sarannya . :)
    makasih yah atas masukannya.. ;)

    BalasHapus