filsafat manusia telah
kerap kali sepanjang sejarah dinamakan "psikologi filosofis"
atau "psikologi rasional" sebagai lawan dari "psikologi
ilmiah" , "eksperimental", atau "empiris".
tetapi istilah psikologi mengandung kesulitan apabila orang berpegang teguh
pada etimologinya (''ilmu jiwa''), karena disiplinnya seolah-olah hanya
memperhatikan satu aspek atau satu sudut saja dari manusia, yaitu sukmanya (
dalam bahasa yunani , psyche ) atau jiwanya. itulah sebabnya hal ini disebut
sebagai filsafat manusia,karena hal tersebut menguntungkan. karena yang
dipelajari dengannya adalah manusia sepenuhnya, sukma serta badannya, daging
serta jiwanya,. alasan-alasan yang dapat membawa kita ke pemikiran filsafat
manusia yang lebih jelas.
pertama-tama manusia
adalah makhluk yang memiliki kemampuan, hak istimewa, dan sampai batas tertentu
memiliki tugas menyelidiki hal-hal secara mendalam. maka tidaklah dapat
dihindari bila seseorang bertanya dalam hatinya apakah artinya menjadi manusia
itu? kerap kali sejak usia remaja orang merasa dalam dirinya sendiri yang
bersifat paling pribadi (intim), ada suatu dorongan atau bujukan yang menurut
perkiraan Socrates telah di dengarnya di bawah langit Delphi "kenalilah
dirimu sendiri".
lagipula setiap orang
mempunyai tanggung jawab terhadap diri sendiri. meskipun ia tidak perlu
mengenal dan mengerti segala hal. setidak-tidaknya dia harus mengenal serta
mengerti dirinya sendiri secara cukup mendalam untuk dapat mengatur sikapnya
dalam hidup. tetapi, untuk dapat mengatur diri, untuk dapat membedakan yang
baik dan yang buruk, ia harus sudah memperoleh pandangan yang cukup tepat
tentang apakah hakikat sifat manuisa itu, kemampuan apa yang dimiliki
oleh sifat manusiawi itu dan apa yang dicita-citakan , dan apa yang benar-benar
dapat mengembangkan serta menyempurnakan dirinya. sebab semua orang yakin, atau
setidaknya mempunyai rasa bahwa pribadinya merupakan suatu hal yang berharga
yang perlu dikembangkan dan dilaksanakan. setiap orang selalu ingin berhasil dalam
hidupnya, ingin dihormati, dihargai, dan disenangi. dan karena manusia
merupakan pribadi, dia yang mempunyai martabat yang menolak untuk diperlakukan
sebagai suatu benda, dipergunakan sbagai suatu alat. itulah yang dikatakan oleh
para ahli politik apabila mereka mengemukakan hak-hak asasi manusia.
sumber: Leahy,
Louis,1993.manusia sebuah misteri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar