Senin, 30 April 2012

setelah fondasi, selanjutnya...


      Layaknya orang hendak membangun rumah, seseorang juga berpikir kira-kira seperti apa konstruksi tulisan yang bakal dihasilkan.  Seperti apa rumah itu? Bagaimanakah pondasinya, temboknya, ruang-ruang atau kamar-kamarnya, hingga kemungkinan persepsi orang terhadap rumah tersebut setelah selesai bangun?
      Peristiwa dan fenomena di lingkungan sekitar serta alam luas merupakan sumber tanpa batas untuk ditulis. Seseorang mungkin ingin menulis tentang hal-hal menarik seputar local interests seperti pengalaman pribadi di rumah, lingkungan sekitar, tempat belajar, maupun tempat kerja.
     Tidak tertutup pula kemungkinan ia tertarik menulis hal maupun peristiwa yang menarik dan unik (unusual events) hingga yang menyentuh naluri serta menggugah rasa kemanusiaan (human interests). Cerita tentang konflik, orang-orang sukses para pesohor atau selebritas serta dampak peristiwa yang telah diberitakan dan menjadi topik bahasan hangat masyarakat juga bisa menjadi sumber tulisan.
     Saat memilih, sebagaimana orang akan membangun rumah. Saat itu pula seseorang menentukan wujud bangunan tulisannya. Tentu ia juga telah memikirkan segala yang diperlukan dan hendak dikerjakan. Namun, sebelum menuangkannya ke dalam garis besar panduan rencana kerja (outline) menulis, sebaiknya ia bertanya kepada diri sendiri:
·        Untuk apa dan siapa saya menulis?
·        Apakah pembaca kira-kira akan tertarik dan memerlukan tulisan saya karena dinilai bermanfaat untuk mereka?
·   Bagaimanakah pembaca bisa memahami secara mudah inti pesan dalam tulisan saya?
     Ketiga pertanyaan tersebut perlu dimiliki dan selayaknya tidak dijadikan sebagai beban yang mengerosi kepercayaan diri (confidence) sebelum menulis. Justru ketiganya berguna untuk menuntun serta menghindarkan seseorang dari jebakan rasa percaya diri berlebihan (overconvidence) yang bisa berujung pada frustasi selama menulis dan sesudahnya.
     Pertanyaan pertama dan kedua menggarisbawahi tujuan seseorang menulis. Jika sekedar sebagai ekspresi diri, just do it!
Apalagi jika hanya untuk konsumsi pribadi. Apabila cukup percaya diri, ia bisa menuliskannya di blog dan membiarkan orang lain membacanya. Menginginkan hanya orang-orang dekat dan kawan membaca tulisan tersebut, ia bisa memasangnya di situs pertemanan sosial.
    Namun, berharap publik luas membacanya dengan tujuan tertentu, apalagi dikirimkan untuk dimuat di media massa, maka seseorang selayaknya tidak dulu terlalu percaya diri tulisannya sudah bagus dan sesuai target.  Masih ada criteria penting yang perlu dipenuhi dalam konstruksi tulisannya. Seandainya tulisan tidak dimuat, berarti ia dinilai belum mampu memenuhi kriteria itu dan harus terus berlatih menulis serta semakin rajin membaca fenomena.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar