Layaknya
orang hendak membangun rumah, seseorang juga berpikir kira-kira seperti apa
konstruksi tulisan yang bakal dihasilkan.
Seperti apa rumah itu? Bagaimanakah
pondasinya, temboknya, ruang-ruang atau kamar-kamarnya, hingga kemungkinan
persepsi orang terhadap rumah tersebut setelah selesai bangun?
Peristiwa
dan fenomena di lingkungan sekitar serta alam luas merupakan sumber tanpa batas
untuk ditulis. Seseorang mungkin ingin menulis tentang hal-hal menarik seputar local interests seperti pengalaman
pribadi di rumah, lingkungan sekitar, tempat belajar, maupun tempat kerja.
Tidak tertutup
pula kemungkinan ia tertarik menulis hal maupun peristiwa yang menarik dan unik
(unusual events) hingga yang
menyentuh naluri serta menggugah rasa kemanusiaan (human interests). Cerita tentang konflik, orang-orang sukses para
pesohor atau selebritas serta dampak peristiwa yang telah diberitakan dan
menjadi topik bahasan hangat masyarakat juga bisa menjadi sumber tulisan.
Saat memilih,
sebagaimana orang akan membangun rumah. Saat itu pula seseorang menentukan
wujud bangunan tulisannya. Tentu ia juga telah memikirkan segala yang
diperlukan dan hendak dikerjakan. Namun, sebelum menuangkannya ke dalam garis
besar panduan rencana kerja (outline) menulis,
sebaiknya ia bertanya kepada diri sendiri:
·
Untuk apa dan siapa saya menulis?
·
Apakah pembaca kira-kira akan tertarik dan memerlukan tulisan saya
karena dinilai bermanfaat untuk mereka?
· Bagaimanakah pembaca bisa memahami secara mudah inti pesan dalam
tulisan saya?
Ketiga
pertanyaan tersebut perlu dimiliki dan selayaknya tidak dijadikan sebagai beban
yang mengerosi kepercayaan diri (confidence)
sebelum menulis. Justru ketiganya berguna untuk menuntun serta
menghindarkan seseorang dari jebakan rasa percaya diri berlebihan (overconvidence) yang bisa berujung pada
frustasi selama menulis dan sesudahnya.
Pertanyaan
pertama dan kedua menggarisbawahi tujuan seseorang menulis. Jika sekedar
sebagai ekspresi diri, just do it!
Apalagi jika hanya untuk konsumsi pribadi. Apabila
cukup percaya diri, ia bisa menuliskannya di blog dan membiarkan orang lain membacanya. Menginginkan hanya
orang-orang dekat dan kawan membaca tulisan tersebut, ia bisa memasangnya di
situs pertemanan sosial.
Namun,
berharap publik luas membacanya dengan tujuan tertentu, apalagi dikirimkan
untuk dimuat di media massa, maka seseorang selayaknya tidak dulu terlalu
percaya diri tulisannya sudah bagus dan sesuai target. Masih ada criteria penting yang perlu
dipenuhi dalam konstruksi tulisannya. Seandainya tulisan tidak dimuat, berarti
ia dinilai belum mampu memenuhi kriteria itu dan harus terus berlatih menulis
serta semakin rajin membaca fenomena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar